Mixue: Dari Rame ke Sepi, Apa yang Terjadi?

Komunitas The Lounge & Bisnis Mixue: Dari Rame ke Sepi, Apa yang Terjadi?

  • This topic has 0 balasan, 1 suara, and was last updated by .
Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • #6284
    Bertravel Media
    Keymaster

      Mixue: Dari Rame ke Sepi, Apa yang Terjadi? – Mixue, siapa yang tidak kenal dengan merek es krim dan minuman ini? Beberapa waktu lalu, Mixue menjadi salah satu tempat nongkrong paling hits di media sosial. TikTok dan Instagram dipenuhi dengan video orang-orang antre panjang untuk menikmati es krimnya yang unik dan terjangkau. Namun, belakangan ini, popularitasnya mulai meredup. Kenapa ya? Mari kita bahas lebih dalam.

      Kenangan Manis di Awal Munculnya

      Saat pertama kali hadir, Mixue berhasil mencuri perhatian banyak orang. Dengan harga yang bersahabat dan variasi menu yang menarik, banyak pelanggan yang penasaran untuk mencicipi. Media sosial pun berperan besar dalam penyebaran informasi tentang Mixue. Video-video yang menunjukkan antrean panjang dan kebahagiaan pelanggan menikmati es krimnya membuat orang lain ingin merasakannya juga.

      Tapi, seperti pepatah, “Yang manis pasti ada habisnya.” Meskipun ramai di awal, sekarang kita mulai melihat banyak gerai Mixue yang sepi pengunjung. Apa yang sebenarnya terjadi?

      Persaingan yang Ketat

      Salah satu alasan utama penurunan pengunjung adalah persaingan yang sangat ketat. Banyak gerai Mixue yang dibuka di daerah yang berdekatan satu sama lain. Hal ini tentu mengakibatkan pembeli terbagi. Bayangkan, jika ada lima gerai Mixue dalam radius satu kilometer, mana mungkin semua bisa ramai? Pemilik franchise yang awalnya bersemangat mungkin akan merasa kecewa ketika melihat antrean pembeli yang tidak sebanyak dulu.

      Biaya Operasional yang Tinggi

      Selain itu, biaya operasional juga menjadi faktor yang tak bisa diabaikan. Membuka franchise Mixue bukanlah hal yang murah. Modal awal bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ditambah lagi, biaya sewa lokasi di tempat strategis sangat mahal. Jika penjualan tidak sebaik yang diharapkan, pemilik gerai bisa mengalami kesulitan finansial. Beban operasional yang tinggi di saat penjualan menurun bisa membuat banyak pemilik memilih untuk menutup gerai mereka.

      Tren yang Cepat Berlalu

      Tren makanan dan minuman sering kali bersifat sementara. Mixue memang berhasil menarik perhatian dengan produk es krimnya yang Instagramable dan topping yang beragam. Namun, apakah produk tersebut akan bertahan dalam jangka panjang? Sayangnya, banyak produk minuman dan es krim yang hanya populer selama beberapa waktu saja. Seiring berjalannya waktu, pelanggan bisa saja beralih ke tren baru yang muncul.

      Pembatasan dalam Franchise

      Satu lagi tantangan yang dihadapi oleh pemilik franchise Mixue adalah keterbatasan dalam mengatur produk. Tidak seperti usaha makanan lainnya, pemilik franchise tidak bisa sembarangan menambah variasi menu. Mereka harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini bisa menjadi masalah jika produk yang ada di pasaran tidak lagi diminati. Jika pelanggan merasa bosan dengan menu yang sama, mereka cenderung mencari alternatif lain.

      Karakter Pembeli yang Berubah

      Karakteristik pembeli juga berpengaruh terhadap penurunan popularitas Mixue. Banyak pelanggan Mixue adalah kaum muda yang suka berkumpul dan mencoba hal baru. Meskipun mereka memiliki basis massa yang cukup besar, mereka juga terkenal cepat bosan. Setelah mencoba es krim Mixue beberapa kali, mereka mungkin tidak merasa perlu untuk kembali lagi. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Mixue untuk mempertahankan pelanggan.

      Kurangnya Unsur Personal

      Satu hal yang sering kali diabaikan adalah kurangnya unsur personal dalam pengalaman membeli di Mixue. Banyak pelanggan yang merasa tidak terikat secara emosional dengan produk. Misalnya, mereka mungkin lebih suka kembali ke tempat makan yang memiliki cerita atau kenangan tersendiri. Di sisi lain, pengalaman membeli di Mixue sering kali bersifat anonim. Pelanggan tidak merasa memiliki hubungan dengan penjual atau produk itu sendiri.

      Faktor lain yang menentukan sepinya mixue adalah tukang parkir. Segmen mixue bukan kalangan atas yang memiliki banyak uang, tapi juga mereka kalangan bawah yang memiliki sedikit uang. Tukang parkir menjadi salah satu penyebab konsumen mengurungkan niat untuk membeli eks krim mixue.

      Kesimpulan

      Dari semua faktor di atas, bisa kita simpulkan bahwa meskipun Mixue pernah merajai hati banyak orang, kini mereka menghadapi berbagai tantangan yang membuatnya sepi pengunjung. Persaingan yang ketat, biaya operasional tinggi, tren yang cepat berlalu, serta karakter pembeli yang berubah menjadi beberapa alasan utama penyebabnya.

      Namun, bukan berarti Mixue tidak memiliki peluang untuk bangkit kembali. Dengan inovasi, adaptasi terhadap tren, dan upaya membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan, mungkin Mixue bisa menemukan cara untuk kembali meraih popularitasnya. Siapa tahu, es krim yang dulunya hits bisa kembali menjadi primadona di hati para penggemar.

      Jadi, bagi kamu yang masih menyukai Mixue, tetaplah dukung tempat ini! Siapa tahu, dengan dukungan kita, mereka bisa kembali ramai seperti dulu.

    Melihat 1 tulisan (dari total 1)
    • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.
    Skip to content